Badminton: Olahraga Raket yang Sangat Mengandalkan Stamina dalam Setiap Permainannya

Badminton adalah salah satu cabang olahraga raket yang populer di seluruh dunia. Lebih dari sekadar membutuhkan teknik pukulan yang akurat dan kelincahan bergerak di lapangan, keberhasilan dalam permainan badminton sangat mengandalkan stamina fisik yang prima. Seorang pemain badminton dituntut untuk memiliki daya tahan kardiovaskular yang tinggi serta kemampuan untuk mempertahankan energi sepanjang pertandingan yang seringkali berlangsung dalam tempo yang cepat dan intens.

Mengapa badminton begitu mengandalkan stamina? Jawabannya terletak pada dinamika permainan itu sendiri. Setiap rally dalam badminton melibatkan serangkaian gerakan eksplosif seperti melompat, berlari cepat ke berbagai sudut lapangan, dan melakukan pukulan-pukulan overhead yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan. Antara satu pukulan dan pukulan berikutnya, pemain harus segera memposisikan diri kembali untuk mengantisipasi serangan lawan. Ritme permainan yang naik turun ini secara konstan menguji daya tahan dan kebugaran seorang atlet. Menurut catatan pertandingan final Kejuaraan Dunia Badminton pada hari Minggu, 12 Agustus 2024, di Istora Senayan, Jakarta, yang disaksikan oleh petugas keamanan setempat, Aiptu Budi, kedua pemain tunggal putra bermain selama 78 menit dengan intensitas yang sangat tinggi, menunjukkan betapa mengandalkan stamina menjadi faktor kunci pembeda.

Selain itu, durasi pertandingan badminton tidak dapat diprediksi dengan pasti. Sebuah pertandingan dapat selesai dalam waktu singkat jika salah satu pemain mendominasi, namun tidak jarang pula pertandingan berlangsung hingga tiga set yang melelahkan, memaksa pemain untuk terus mengandalkan stamina mereka hingga poin terakhir. Dalam kondisi seperti ini, pemain yang memiliki fondasi kebugaran dan daya tahan yang lebih baik akan memiliki keunggulan signifikan dalam menjaga fokus, kecepatan, dan akurasi pukulan mereka. Analisis dari tim pelatih Pelatnas PBSI pada tanggal 27 Januari 2025, yang disampaikan dalam sesi evaluasi di GOR Pelatnas Cipayung, menunjukkan bahwa pemain yang menjalani program latihan fisik dengan fokus pada peningkatan VO2 max (volume maksimal oksigen yang dapat diproses tubuh saat berolahraga) cenderung lebih sukses dalam turnamen-turnamen besar.

Untuk menjadi pemain badminton yang sukses, latihan fisik yang mengandalkan stamina harus menjadi bagian integral dari program latihan. Ini meliputi latihan kardiovaskular seperti berlari, bersepeda, dan berenang, serta latihan interval intensitas tinggi (HIIT) yang meniru ritme permainan badminton. Latihan kekuatan dan kelincahan juga penting untuk mendukung pergerakan di lapangan dan mencegah cedera, namun fondasi utama yang memungkinkan pemain untuk terus tampil maksimal sepanjang pertandingan adalah stamina yang prima. Dengan demikian, bagi para penggemar dan atlet badminton, memahami dan melatih aspek stamina adalah kunci untuk meraih performa terbaik di lapangan.